PERESMIAN PATUNG GARUDA WISNU KENCANA OLEH PRESIDEN RI BAPAK IR. H. JOKO WIDODO

November 20, 2018

PERESMIAN PATUNG GARUDA WISNU KENCANA 

OLEH PRESIDEN RI BAPAK IR. H. JOKO WIDODO

GWK Statue Inauguration by the President of Republic of Indonesia

Ungasan, Badung, 22 September 2018 – Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo secara simbolis meresmikan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) melalui penandatanganan prasasti dan penekanan sirine dengan disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata Indonesia, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc., Gubernur Provinsi Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, M.M., Presiden Komisaris PT Garuda Adhimatra Indonesia, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma, serta Presiden Komisaris Alam Sutera Group Haryanto Tirtohadiguno dan para tamu undangan di Bukit Ungasan, Badung, Bali, hari ini.

Peresmian patung GWK menjadi acara puncak yang menandai selesainya pembangunan GWK.  Acara yang diselenggarakan oleh GWK Cultural Park anak perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk (Alam Sutera), mengangkat tema “Merajut Indonesia Esa” dengan menampilkan 300 penari yang membawakan tarian daerah gubahan Prof. Dr. I Made Bandem, seorang penari, artis, penulis, dan pengajar asal Bali yang dikenal juga sebagai “Joe Papp dari Bali”. Tampil juga Bumi Gamelan Orchestra pimpinan I Wayan Balawan, maestro gitar dan musik etnik asal Bali. Kemeriahan dan kemegahan acara peresmian makin semarak dengan penampilan Putri Ayu, Duta Cinta, pertunjukan laser dan kembang api serta video mapping yang dikemas dengan tajuk “Kemilau Indonesia” pada malam harinya.

“Saya berharap patung Garuda Wisnu Kencana ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dan menjadi salah satu ikon seni kebanggaan bangsa Indonesia yang memberikan dampak positif di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, serta turut memberikan konstribusi dalam meningkatkan sosial-ekonomi masyarakat Bali pada khususnya,” ujar Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma.

Kemeriahan dan kemegahan acara puncak peresmian Patung GWK menjadi tanda kesiapan kawasan GWK Cultural Park yang diproyeksikan Alam Sutera untuk menjadi tempat penyelenggaraan multi event berskala internasional.

Alam Sutera Group berkomitmen penuh untuk melanjutkan pembangunan patung GWK hingga selesai. Komitmen ini didedikasikan untuk mewujudkan gagasan Bapak Joop Ave 28 tahun lalu dan seluruh masyarakat Indonesia yang sudah begitu lama menanti. Berbagai pembenahan dan serangkaian proses teknis dan non-teknis dilakukan oleh Alam Sutera Group bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menuntaskan pembangunan  patung GWK sebaik-baiknya dan mengembangkan kawasan GWK Cultural Park sebagai kawasan wisata budaya terbaik di Indonesia.

“Kami menyadari pembangunan patung ini bukan hal yang mudah, untuk itu dalam proses pembangunan patung GWK, Alam Sutera bersinergi dengan  Bapak Nyoman Nuarta, para konsultan dan kontraktor yang memadukan keahlian masing-masing di bidang art, science, dan technology dan akhirnya berbuah manis dengan rampungnya patung GWK, ikon kebanggaan bangsa Indonesia dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun,” ujar Bapak Haryanto Tirtohadiguno.

Alam Sutera akan mengembangkan GWK Cultural Park, kawasan taman budaya yang berdiri di atas lahan seluas total 60 hektar ini, selain sebagai destinasi wisata dengan Patung GWK-nya, juga sebagai wadah ekspresi budaya melalui beragam pertunjukan, baik yang digelar di indoor maupun outdoor. GWK Cultural Park dirancang secara komprehensif dan direncanakan akan dilengkapi berbagai fasilitas pariwisata, pusat budaya, taman, balai pertemuan, restoran, hotel dan area parkir yang dapat diakses banyak orang pada setiap waktu.

Patung Garuda Wisnu Kencana yang merupakan sebuah ikon budaya bangsa telah selesai. Patung ini menjadi patung terbesar di dunia dan tertinggi ketiga di dunia hingga saat ini. Keseluruhan Patung GWK menjulang dengan total ketinggaian 121 meter, berdiri di atas sebuah bangunan pedestal setinggi 46 meter. Dengan bentang sayap mencapai lebar 64 meter, ikon landmark termegah di Bali ini berdiri gagah di puncak bukit Ungasan, di dalam kawasan GWK Cultural Park. Ke depannya, selain dapat dikunjungi untuk kepentingan wisata dan edukasi, bangunan pedestal patung juga dapat dimanfaatkan sebagai venue berbagai penyelenggaraan acara.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Oktaviano Pratomo S

Marketing Communication Department Head

 

GWK Cultural Park – Alam Sutera

Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan

Badung 80364, Bali-Indonesia

Phone: +62 (361) 700 808

Email: publicrelation@gwkbali.com

Catatan untuk editor:

Tentang Patung Garuda Wisnu Kencana

Proyeksi GWK untuk menjadi daya tarik wisata budaya yang besar, membuatnya harus dirancang dengan teliti dan memenuhi standar pelayanan publik. Beragam solusi rekayasa diaplikasikan dalam GWK. Strukturnya telah mengikuti peraturan gempa tahun 2012 (terakhir), fisiknya mampu menahan hembusan angin kuat, dan GWK sebagai bangunan tinggi menangkal petir dengan sekaligus berfungsi sebagai sangkar Faraday, dimana semua listrik akan diserap oleh kulit patung yang terbuat dari tembaga dan kuningan.

Berbagai uji teknis dilakukan agar patung GWK dapat berdiri kokoh mulai dari pemeriksaan struktur dan jenis tanah pada lokasi patung dibangun, yang kemudian ditemukan adanya rongga-rongga dalam tanah. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penyuntikan semen ke rongga-rongga tanah tersebut hingga mencapai kedalaman 10 meter. Pondasi beton pun dibuat dengan ketebalan hingga 2,2 meter untuk dapat menahan beban sebesar 3.000 ton. Mengingat pondasi yang cukup tebal serta suhu di lokasi pengecoran yang terus meningkat yang dapat menyebabkan timbulnya retakan (crack), maka ditambahkan 43.024 balok es untuk menetralkan suhu beton pada saat pengecoran.

Beban patung tidak dibiarkan berada pada platform dari bangunan penyangga. Seluruh beratnya disalurkan melalui konstruksi core atau inti pada beton bertulang di pedestal yang berukuran 30 x 30 meter dengan ketebalan dinding inti atau shear wall mencapai 50 sentimeter. Inti ini mencapai ketinggian tertentu untuk dipadukan dengan konstruksi baja. Dengan baja yang bersifat lebih lentur maka keseluruhan konstruksi tidak akan bergoyang bila mendapat dorongan angin atau gempa. Kombinasi ini membuat patung menjadi cukup rigid atau kaku, namun dengan sedikit sekali kemungkinan terjadinya fatique logam atau kelelahan akibat struktur yang terlalu sering bergerak.

Rincian detail ikonografi Bali dan bentuknya yang rumit menjadikan GWK sebagai salah satu patung paling kompleks di dunia, terlebih dengan prinsipnya yang terbuka dan dapat diakses khalayak ramai. Patung GWK tidak hanya menjadi patung yang dikunjungi orang karena nilai simbolnya, melainkan juga dirancang dalam satu kompleks dan ditopang dengan berbagai fasilitas pariwisata-pusat budaya, taman, restoran, serta area parkir luas yang dapat diakses banyak orang pada setiap waktu.

 

INFORMASI SINGKAT TENTANG PATUNG GWK

  • Tinggi keseluruhan patung adalah 121 meter terdiri dari patung GWK setinggi 75 meter yang berdiri di atas pedestal setinggi 46 meter.
  • Patung GWK terletak 264 meter di atas permukaan laut.
  • Merupakan patung tertinggi ketiga di dunia (per Agustus 2018).
  • Merupakan pembangunan patung tercepat di dunia, dengan tidak ada kecelakaan fatal selama proses pengerjaan patung.
  • Melibatkan lebih dari seribu pekerja dalam proses pembangunan patung.
  • Periode konstruksi dimulai Agustus 2013 – Juli 2018.
  • Material kulit patung adalah campuran tembaga dan kuningan.
  • Warna hijau pada kulit patung merupakan hasil oksidasi dari patina.
  • Jumlah modul patung 754 modul.
  • Total segmen horizontal berjumlah 25 segmen.
  • Berat struktur baja 2.000 ton.
  • Berat kulit patung 900 ton.
  • Jumlah batang baja yang terpakai 21.000 batang.
  • Menghabiskan 170.000 buah baut.
  • Patung dirancang untuk masa bangunan selama 100 tahun dengan kapasitas ketahanan angin 2,5 kPa.
  • Uji teknis wind tunnel dilakukan di Australia dan Kanada.

 

Tentang Garuda Wisnu Kencana Cultural Park – Member of Alam Sutera Group

GWK Cultural Park terletak di lahan seluas 60 ha berlokasi Ungasan, Badung, Bali. Kawasan GWK Cultural Park terdiri dari beberapa venue antara lain Plaza Wisnu, Lotus Pond dan Festival Park yang memiliki area outdoor yang cukup luas dan kerap dijadikan venue pelaksanaan event besar berskala nasional maupun internasional, Street Theatre dan Amphitheater berdaya tampung hingga 520 tempat duduk yang menjadi tempat pertunjukan seni dan budaya. Tak ketinggalan restoran Jendela Bali dan Beranda yang berada dalam kawasan GWK Cultural Park yang menyajikan beragam pilihan menu Indonesia dan internasional.

Beraneka pertunjukkan kesenian diadakan setiap hari bagi pengunjung seperti pertunjukan Joged Bumbung, tarian Nusantara, Balinese Parade, Kecak Garuda Wisnu, dan tarian Legong.

Selengkapnya http://gwkbali.com/

 

Tentang Alam Sutera

PT Alam Sutera Realty Tbk. (Alam Sutera) adalah salah satu pengembang properti dan kawasan terintegrasi di Indonesia sejak 1994 yang bergerak di bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan komersial, pusat perbelanjaan, dan pusat rekreasi. Sejak 2007 saham Alam Sutera telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX: ASRI).

Pengembangan properti yang dilakukan Alam Sutera mengutamakan inovasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Kawasan Alam Sutera menghadirkan kenyamanan, sekaligus kemudahan hidup bagi warganya ditunjang dengan berbagai keunggulan seperti green cluster, lingkungan yang aman, fasilitas lengkap, harga terjangkau, akses yang mudah, tersedianya FTTH dan layanan Quadplay serta infrastruktur terbaik menjadikan Alam Sutera sebagai pengembang terpercaya.

Selama dua dekade, Alam Sutera Group telah mengembangkan beberapa proyek properti dan kawasan terpadu di Indonesia seperti kawasan Alam Sutera, Suvarna Sutera, Kota Ayodhya, GWK Cultural Park, Paddington Heights Apartment Towers, gedung perkantoran The Tower, dan The Prominence Office Tower.

Selengkapnya https://www.alam-sutera.com/